Tahap yang Dilewati oleh Seorang Ibu Saat Melahirkan

Penasaran apa saja tahap yang dilewati oleh seorang ibu kala melahirkan? Ternyata ada tiga tahap yang harus ia lewati agar si bayi bisa terlahir ke dunia. Apa saja tahap yang umumnya dilewati itu?

Tahap 1: Kelahiran awal (Fase 1/Tahap 1)
Yang terjadi: Tahap 1 adalah bagian yang cukup besar dalam proses kehamilan dan kelahiran. Tahap pertama ini adalah ketika segalanya terjadi, kecuali kelahiran si bayi. Di awal dari masa ini, si ibu akan mengalami pembukaan hingga 3 cm. Akan terasa kontraksi selama 30-45 detik dengan jarak antarkontraksi selama 5-20 menit. Kontraksinya terasa cukup ringan dan mirip keram saat menstruasi. Akan terasa sedikit sakit di bagian punggung dan terjadi diare ringan. Fase proses kelahiran ini bisa berlangsung selama 8-9 jam jika si ibu tidak diinduksi. Beberapa wanita bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam proses kelahiran hingga di akhir fase pertama ini.

Tahap 1: Kelahiran aktif (Fase 2/Tahap 1)
Yang terjadi: Pada tahap ini, si ibu akan mengalami pembukaan sekitar 4-7 cm selama masa kelahiran aktif. Kontraksi akan memanjang selama 45-60 detik dan berjarak antarkontraksi selama 2-5 menit. Kontraksi Anda akan terjadi cukup kuat, membran pun mulai rusak. Kemungkinan terbesar, si ibu yang melahirkan akan mengalami sakit pada punggung dan merasakan peningkatan konsentrasi saat tubuh dan mental mulai merasakan akan mengeluarkan si bayi. Fase proses kelahiran ini bisa berlangsung selama 3-4 jam.

Tahap 1: Fase Transisi (Fase 3/Tahap 1)
Ini merupakan tahap paling menantang dalam proses melahirkan. Si ibu akan mengalami pembukaan antara 8-10 cm dan kontraksi akan terjadi selama 60-120 detik. Jarak antarkontraksinya pun memendek hingga 30-90 detik. Kontraksinya pun akan terasa lebih kencang. Si ibu biasanya akan merasa ingin mulai mendorong, tetapi dokter atau bidan akan menyuruh Anda menunggu hingga saat yang tepat. Beberapa wanita akan mengalami pusing dan muntah selama fase transisi ini. Akan terasa lelah yang teramat sangat, mengantuk, dan pandangan kabur di antara kontraksi. Mood yang dirasa pun beragam, mulai dari terasa panas di beberapa titik, dingin di beberapa bagian, bahkan gemetaran. Jika si ibu tidak diberi suntik epidural, Anda mungkin akan mengalami rasa sakit di punggung bawah yang cukup menyakitkan, juga tekanan yang besar di bagian rektum. Bagian ini terjadi selama 10-60 menit.

Tahap 2: Kelahiran Bayi
Kontraksi bayi akan memendek dan akan ada jeda yang cukup antarkontraksi untuk si ibu beristirahat. Si ibu mungkin akan mengalami tambahan tenaga untuk mulai lagi. Keinginan untuk mendorong bisa jadi tak terkontrol pada saat ini. Jika si ibu memilih untuk mendapatkan suntikan epidural, mungkin tidak akan merasakan keinginan untuk mendorong. Dokter yang mengamati kontraksi di monitor akan memberitahu kapan waktu terbaik untuk mendorong. Kontraksi pada masa ini berlangsung selama 50-90 detik dan datang setiap 2-5 menit. Si ibu akan merasakan sakit yang ekstrem pada bagian punggung dan tekanan di bagian rektum. Untuk yang menggunakan obat ringan, seperti demerol, akan ada rasa seperti sedikit tusukan di bagian vagina ketika kepala si bayi mulai terlihat. Masa ini berlangsung selama 20 menit hingga 2 jam.

Tahap 3: Pengeluaran plasenta
Anda akan merasakan sedikit kontraksi saat pengeluaran plasenta ketika ia melepaskan diri dari rahim dan terdorong keluar. Proses ini berlangsung selama 5-20 menit.

(kompas.com)

Gizi Makanan Untuk Ibu Pasca Melahirkan

Setiap ibu yang baru melahirkan pasti mendamba agar tubuhnya bisa kembali ke bentuk semula. Ada yang bahkan sampai menempuh jalan diet mati-matian. Padahal, seusai melahirkan, tubuh pun perlu asupan yang tepat agar bisa tetap berenergi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sekaligus tetap menjaga nutrisi yang dihasilkan ASI. Berikut adalah makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh para ibu baru.

1. Ikan Salmon
Salmon mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan ibu baru. Salah satu keunggulannya adalah kandungan asam lemak esensialnya, yang dikenal dengan nama DHA. DHA penting untuk perkembangan sistem saraf bayi Anda. Semua ASI mengandung DHA, namun tingkatan dari nutrisi esensial ini akan lebih tinggi kadarnya pada wanita yang mendapatkan asupan DHA dari makanan mereka sendiri. DHA pada salmon juga bisa membantu mengatur mood, bahkan diperkirakan bisa mencegah depresi pasca melahirkan. Namun, perhatikan jumlahnya pula, karena terlalu banyak konsumsi ikan bisa berbahaya karena adanya kandungan merkuri. Jumlah yang disarankan adalah sekitar 12 ons per minggu.

2. Produk Susu Rendah Lemak
Yogurt, susu, ataupun keju penting untuk para ibu yang menyusui anaknya. Produk-produk susu memberikan protein, vitamin B, dan vitamin D, plus kalsium. ASI penuh akan kalsium untuk membantu perkembangan tulang si bayi. Jadi, sangat penting untuk Anda mengasup kalsium yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri. Salah satu untuk melakukan hal ini adalah dengan menambahkan setidaknya 3 porsi produk susu setiap harinya.

3. Daging-dagingan
Makanan tinggi kandungan zat besi akan mendorong energi para ibu baru. Kekurangan zat besi bisa menguras level energi, padahal Anda harus memenuhi kebutuhan bayi yang beragam. Selain itu, saat menyusui, Anda butuh protein dan vitamin B-12 ekstra. Daging adalah penyedia yang tepat.

4. Beras Merah
Jika Anda sedang berusaha menghilangkan sisa berat pada tubuh usai melahirkan, Anda mungkin tergoda untuk mengurangi karbohidrat secara drastis. Namun mengurangi berat badan terlalu cepat bisa menyebabkan produksi ASI Anda berkurang dan membuat Anda merasa kelelahan. Akan lebih baik jika Anda tetap memenuhi kebutuhan tubuh akan karbohidrat dengan tetap mengkonsumsi karbohidrat dari beras merah untuk tetap menjaga energi. Beras merah juga akan memberikan kalori yang dibuthukan tubuh untuk memproduksi ASI.

5. Jeruk
Buah jeruk merupakan makanan yang baik untuk menambah energi para ibu baru. Ibu menyusui butuh vitamin C lebih banyak ketimbang saat ia sedang mengandung. Jika tak bisa mendapatkan buah aslinya, jus jeruk juga bisa membantu.

6. Telur
Kuning telur adalah makanan alami penyedia vitamin D. Vitamin D dibutuhkan untuk menjaga tulang tetap kuat dan membantu tulang bayi tumbuh. Selain itu, telur juga sumber yang baik untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh. Telur bisa dihidangkan dengan cara diacak, 2 telur rebus di siang hari, atau omelet di malam hari. Akan lebih baik jika telur yang Anda konsumsi sudah diperkaya dengan DHA untuk menambah lemak esensial dalam asupan Anda.

7. Sayuran Berdaun Hijau
Bayam, brokoli, dan sayuran berdaun hijau lainnya memiliki manfaat yang banyak dan beragam. Penuh akan vitamin A yang dibutuhkan bayi, sumber kalsium non susu, mengandung vitamin C, zat besi, dan kaya antioksidan.

8. Sereal Gandum
Untuk membantu menambah energi di pagi hari usai malam yang melelahkan, sereal gandum adalah hal yang baik untuk memulai hari.

Selain makanan, ibu yang baru usai melahirkan butuh banyak asupan air. Dehidrasi bisa menguras banyak energi yang dibutuhkan ibu. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan air dalam jumlah cukup tiap harinya. Hati-hati terhadap minuman berkafein, seperti kopi dan teh, karena bisa ikut memengaruhi kualitas ASI dan membahayakan si bayi.

Cara Cepat Menurunkan Berat Badan Usai Melahirkan

Rebecca Romijn (36) mengaku telah menurunkan berat badannya sebanyak 27,2 kg sejak melahirkan putri kembarnya, Charlie dan Dolly, empat bulan lalu. Hal ini dilakukannya tanpa berolahraga. Menurut bintang Ugly Betty itu, rahasia langsingnya adalah menyusui. "Rasanya seperti kita harus makan 5.000 kalori sehari. Kalau tidak, kita tidak bisa memberikan cukup makan untuk mereka (anak-anak). Jadi, prosesnya juga menyenangkan," ujat istri Jerry O'Connell ini.

Rebecca bahkan merasa dalam tiga minggu pertama ia telah kehilangan 16 kg tanpa melakukan apa pun. "Saya belum bisa olahraga terlalu banyak karena anak saya kembar. Tidak mungkin rasanya kembali ke jadwal latihan seperti dulu," tambahnya. Meskipun demikian, ia sadar bahwa ia tidak bisa berharap kembali ke bentuk badannya yang dulu. "Masih ada kelebihan berat yang harus dibuang."

Mungkinkah cara Rebecca ini efektif dilakukan untuk semua ibu yang baru melahirkan? Kita tahu tidak semua perempuan diberi kemampuan untuk cepat langsing kembali seusai melahirkan. Pada dasarnya, berat badan pasti akan turun setelah melahirkan, tetapi tidak semua. Saat hamil, berat badan umumnya naik antara 11 dan 16 kg. Seusai melahirkan, jumlah yang turun sekitar 5-7 kg. Jadi, masih ada kelebihan berat badan yang tertinggal.

Menyusui memang menjadi cara yang baik untuk mempercepat turunnya berat badan. Sudah terbukti bahwa memberikan ASI mengeluarkan hormon-hormon tertentu pada tubuh untuk 12 bulan pertama setelah melahirkan yang membantu rahim kembali ke bentuknya sebelum kehamilan. Saat menyusui, apa pun yang kita makan akan diproses menjadi ASI dan bayi akan mengambil alih makanan tersebut dari Anda.

Selain menyusui, tak ada cara lain untuk mengurangi berat badan kecuali diet dan olahraga. Namun, kita harus memastikan bahwa kedua hal ini dilakukan dengan cara yang sehat dan aman. Anda bisa mulai berolahraga 40 hari setelah melahirkan. Tentunya, pilih olahraga yang tidak terlalu berat. Latihan ini dapat Anda tiru:

1. Berbaringlah dengan posisi punggung rata dan tekuk kedua lutut. Jaga agar telapak kaki rata di lantai (atau tempat tidur) dan lutut rapat.
2. Perlahan, gerakkan lutut yang menekuk ini ke kanan hingga paha kanan bagian luar menyentuh lantai. Pastikan tubuh bagian atas (perut dan dada) tetap lurus menghadap ke atas.
3. Kemudian putar kembali lutut ke atas, lalu ke kiri sehingga paha kiri bagian luar menyentuh lantai.
4. Ulangi gerakan ini beberapa kali. Gerakan rileks ini akan memperbaiki sendi-sendi yang kaku dan akan meredakan sakit punggung sehabis melahirkan.

Setelah kondisi Anda cukup kuat, Anda bisa berjalan kaki selama 30 menit setiap hari. Setelah makin baik, lakukan joging karena berlari efektif membakar kalori. Anda bisa menggunakan treadmill untuk mengetahui berapa kalori yang sudah terbuang. Cara lain untuk membakar kalori adalah mengurus sendiri bayi Anda dengan mengurangi bantuan dari keluarga atau pembantu.

Bagaimana dengan diet?
Anda tentu sudah sering mendengar pola makan yang sehat, di antaranya
1. Berhenti mengonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis. Kurangi gula dari minuman yang Anda nikmati, stop minum-minuman kaleng, dan jauhi cake, brownies, cokelat, dan sebagainya. Konsumsi lebih banyak air putih.

2. Kurangi karbohidrat karena karbohidrat bisa berubah menjadi gula di dalam tubuh dan membuat Anda tetap pada berat saat hamil. Bila ingin lebih sehat (karena Anda juga masih memproduksi ASI), cari buku-buku resep food combining yang menawarkan pola makan yang juga berguna untuk melangsingkan.

3. Tambahkan serat ke dalam menu makan, seperti buah-buahan dan sayuran. Jangan lupa tetap minum susu, tetapi pilih produk yang low fat atau bahkan susu dan yogurt yang fat free.

4. Kurangi porsi makan Anda. Berapa jumlah porsi yang cukup untuk kita? Ambil daging, ikan, atau ayam, sebanyak 85 gr (atau seukuran telapak tangan kita). Keju 28 gr (atau seukuran ibu jari), dan mentega 1 sendok teh (seukuran kuku ibu jari).

Agar kerja keras ini berhasil, ada tiga hal yang perlu kita ingat: kesabaran, motivasi, dan percaya bahwa Anda akan kembali sehat dan langsing.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More